Kidung Purnama
DAMAI DALAM BADAI
Keheningan
Penguasa, huru-hara, prahara
Dan begitu kejam
Tajam matanya, menikam
Dari ujung-ujung lidahnya
Jiwa-jiwa mengerang
Lalu mencekam
Darah segar pecah di negeri merdeka
Sudah begitu jelas matahari
Menyaksikan perselisihan bumi ini
Keharuan kini kembali menyerbu
Sekaligus memuntahkan kebusukannya
Dari kemelut yang terus mencengkram
Badai angin jiwa mulai memberontak
Dan tiba-tiba saja datang menerjang
Jeritan malaikat-malaikat kecil menyeruak
Kemudian berloncatan menuju kabut
Sejarah gelap kekuasan kembali terulang
Dalam detik-detik waktu yang berdetak
Derita datang meledakkan kata-kata
Engkau yang bergerak begitu rikuh
Inginnya berlari ke ujung-ujung hari
Di antara petikan-petikan doa malam
Sambil sujud melepaskan sisa nafas
Memecahkan cermin keangkuhan jiwa
Merebut cita dan cinta yang teraniaya
Perjuangan adalah kristalisasi keringat
Menusuk darah dan juga memeras airmata
Yang tak pernah kering dibakar tungku usia
2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar