Jumat, 14 Agustus 2009

MERDEKA ATAU MATI

Kidung Purnama


DAMAI DALAM BADAI



Keheningan

Penguasa, huru-hara, prahara

Dan begitu kejam

Tajam matanya, menikam

Dari ujung-ujung lidahnya

Jiwa-jiwa mengerang

Lalu mencekam

Darah segar pecah di negeri merdeka

Sudah begitu jelas matahari

Menyaksikan perselisihan bumi ini

Keharuan kini kembali menyerbu

Sekaligus memuntahkan kebusukannya

Dari kemelut yang terus mencengkram

Badai angin jiwa mulai memberontak

Dan tiba-tiba saja datang menerjang

Jeritan malaikat-malaikat kecil menyeruak

Kemudian berloncatan menuju kabut

Sejarah gelap kekuasan kembali terulang

Dalam detik-detik waktu yang berdetak

Derita datang meledakkan kata-kata

Engkau yang bergerak begitu rikuh

Inginnya berlari ke ujung-ujung hari

Di antara petikan-petikan doa malam

Sambil sujud melepaskan sisa nafas

Memecahkan cermin keangkuhan jiwa

Merebut cita dan cinta yang teraniaya

Perjuangan adalah kristalisasi keringat

Menusuk darah dan juga memeras airmata

Yang tak pernah kering dibakar tungku usia


2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar